Kuningan, UPMKNews -- Banyaknya sampah sudah menjadi problematika yang umum di masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) sesuatu yang tidak digunakan, tidak di pakai, tidak disenangi atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya merupakan definisi dari sampah.

Jadi sampah menjadi suatu material buangan manusia yang bersifat padat baik bersifat organik atapun nonorganik.  Karena kurangnya sadar akan peduli lingkungan sampah yang belum terurai berpotensi menumpuk dan mencemari lingkungan, menimbang pada permasalahan tersebut suatu inisiasi muncul dari seorang pengepul sampah untuk menuntaskan masalah sampah, bukan hanya membuat sampah tersebut menjadi tidak menumpuk lagi, namun memberikan solusi yaitu mengumpulkan sampah yang masih bisa di daur ulang, memilah dan memilih sesuai dengan jenisnya dan memberikan edukasi peduli sampah terhadap masyarakat.

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan terdiri dari Dewi Nursiami, Listim Habibah, dan Rifan Fauzi dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) semester 6 telah melaksanakan observasi tentang pengelolaan sampah sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dengan dosen pengampu Ibu Rita Kusumah, M.Pd observasi ini berlokasi di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan (23/5/2023).

Adapun nama tempat ini adalah Pengepul Sampah Sukamulya yang dikelola oleh Bapak Udin Hamidin selaku pemilik. Tempat sampah tersebut berdiri sejak 21 tahun yang lalu dengan luas lahan 700m2 dan luas bangunan 300m2 yang mana status tanah milik pribadi.

Sumber Daya Manusia dan Operasional Pengelolaan Sampah

Tempat pengelolaan ini memiliki jumlah pekerja 12 orang yang berada di dua lokasi, kebanyakan pekerja berasal dari daerah luar kuningan, dalam merekrut pekerja Pak Udin tidak memberikan syarat yang begitu berat, menurutnya yang terpenting mau bekerja dengan kondisi sampah yang ada seperti tidak mempermasalahkan bau dan kotornya sampah yang ada di tempat pengelolaan. Masa bertahan pekerja paling lama yaitu 10 tahun. Waktu oprasional kerja di mulai pada pukul 08.00 sampai 17.00, dengan kisaran waktu 9 jam / hari, namun terkadang Pak Udin melaksanakan jam oprasionalnya secara kondisional. Standar gaji yang diberikan oleh Pak Udin kepada pekerjanya berbeda-beda tergantung kemampuan yang dimilki oleh pekerja serta lemburan yang di ambil oleh pekerja. Sistem penggajian diberikan seminggu sekali, untuk pekerja yang baru tidak diberikan pelatihan namun diberikan kebebasan untuk bekerja sesuai dengan skillnya.

Pak Udin menampung berbagai jenis sampah di tempat pengelolaan miliknya, sampah-sampah yang terkumpul di tempat pengelolaan tersbut berasal dari BUMDES, pengepul kecil, pemulung serta ada beberapa warga disekitar tempat tersebut. Sampah yang ditampung di tempat pengelolaan ini bisa mencapai 300 jenis sampah. Jenis-jenis sampah tersubut berupa sampah jenis plastik yang ± 100 macam, jenis sampah besi 7 macam, jenis sampah kertas 8 macam, jenis sampah logam 15 macam, dan jenis sampahan 25 macam seperti sandal bekas dan lain-lain.

Adapun proses yang dilakukan untuk mengolah sampah di antaranya: dicek isi sampahnya, ditimbang, disimpan di stok gudang, dipilah lebih detail, dicacah, dipacking, dikirimkan ke perusahaan atau pabrik pembeli sampah lainnya.

Pengiriman sampah ke perusahaan dilakukan oleh pengepul dalam jangka waktu kisaran seminggu 3 kali pengiriman atau penyetoran ke perusahan. Perusahaan yang menjadi tujuan ada 3 pabrik, lokasi pabrik teersebut pun masih di daerah Jawa Barat.

Dari 10 ton sampah, persentase barang yang tidak layak jual atau rijek sekitar 3-5 %. Barang yang tidak layak dijual atau rijek tersebut biasanya ditimbun, dibakar dan diangkut menuju TPA oleh Pak Udin dan pekerja. Begitupun dengan keuntungan dari pengelolaan sampah ini biasanya tidak tetap, namun keuntungan relative dari setiap jenis sampah perkg-nya yaitu jenis sampah plastik Rp.5000, besi Rp.800, kertas Rp.400, logam Rp.20.000, dan sampahan Rp.400. Dibalik dari keuntungan yang dapat diakumulasikan terdapat pula kesulitan yang sempat dialami oleh Pak Udin selama merintis pengelolaan sampah ini yaitu keuangan atau modal serta kesulitan memahami setiap karakter karyawanya.

Antuas Masyarakat terhadap Tempat Pengepulan Sampah

Banyak warga yang berantusias untuk menyetorkan sampah dari limbah rumah tangga, namun tidak pernah dipilah menurut jenisnya. Ketika awal mula tempat pengepulan beroperasi banyak sekali warga yang kurang mendukung, dikarenakan tempat tersebut jadi kumuh dan juga kotor, namun seiring berjalannya waktu warga itu sendiri yang mengunjungi tempat pengepulan. Sebelumnya Pak Udin sudah aktif memberikan edukasi tentang bank sampah di beberapa sekolah bahkan sempat diajak kerjasama oleh aparat pemerintah untuk mengelola BUMDES namun Pak Udin tetap beroperasional di tempat pengepulan sampah, jika ada pihak dari bank sampah yang mau bermitra Pak Udin akan menerimanya dengan terbuka.

Harapan dari salah seorang pekerja terlama yaitu "kedepannya semoga tempat pengepul ini bisa lebih sukses lagi, diperluas lahan bangunannya, dan ditambah dengan alat-alat yang semakin lengkap dan semoga pemilik dari tempat pengepulan sampah ini rizkinya semakin melimpah" ungkap pak Iman Rismana

Ditambah harapan dari pemilik tempat pengepul sampah "semoga dengan adanya tempat sampah ini banyak warga yang bisa mendukung, kemudian pemerintah pun dapat memberikan suport dari sarana dan prasarana, dan semoga kedepannya harga sampah bisa stabil serta dengan adanya tempst ini bisa memberikan manfaat untuk banyak orang, saya ingin menyampaikan bahwa sampah bukan hanya sekedar tumpukan melainkan tumpukan sampah itu adalah emas" pungkas pak Udin.

Sumber: Listim Habibah, Dewi Nursiami, dan Rifan Fauzi (Mahasiswa Aktif PGSD semester 6 D STKIP Muhammadiyah Kuningan)